5.11.2011

olimpiade ftsp

Yang saya ingat dan tahu dari kegiatan Olimpiade FTSP adalah pertandingan olahraga antar mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Di setiap pertandingan para suporter menyemangati timnya masing-masing, teriakan, yel-yel, bahkan jargon antar jurusan saling sahut dan berkumandang. mereka berharap agar tim yang dijagokannya bisa juara di event tersebut. di sebelahnya telah hangus terbakar. Suasana benar-benar seru dan menyenangkan. Dimana semua saling dukung dan menyemangati untuk menjadi yang terbaik.

Sayangnya, waktu kegiatan itu berlangsung, saya tidak ikut andil, bahkan untuk menjadi suporternya pun tidak. Saya hanya menikmati hasil dari pertandingan yang sesekali masuk dalam inbox handphone saya, hasilnya? Kadang menang kadang kalah. Lain lagi dengan teman saya, sebut saja ido. Dia bahkan tidak tahu kalau FTSP mengadakan acara yang begitu “spektakuler”, acara yang bisa menyatukan dan mempertemukan anggota “keluarga” FTSP ini.
Dalam memori saya waktu itu, beberapa anggota “keluarga” memang ikut dalam kegiatan tersebut, berpartisipasi dan menyemarakkan acara ( yang saya tahu ) tahunan yang di agendakan BELM FTSP itu. Tapi, sebagian yang saya lihat, mereka tidak ikut sama sekali, bahkan untuk tahu pun tidak. Hal itu membuat saya bertanya pada diri sendiri, apa yang salah dengan acara ini? Padahal, bisa dibilang acara tersebut sudah ke ranah fakultas, yang seyogyanya acara tersebut bisa “didengar ” . tapi atmosfer tiap jurusan tidak berubah, sebagian sibuk mengurusi buku buku yag harus dibacanya, sebagian mengerjakan tugas dengan “khusyu” dan tidak sedikit teman mahasiswa yang mengobrol rencana mereka nanti malam. Semuanya tidak berubah. Yang berubah mungkin hanya inbox sms mereka yang diisi jarkom tentang pertandingan siapa melawan apa dan dimana.
Kembali pada masalah, “lantas, bagaimana jika saya menjadi ketua dalam olimpiade tahunan tersebut?” Jujur, pertanyaan tersebut cukup sulit untuk saya jawab. Saya akui saya orang yang cukup apatis dengan keadaan sekitar, selalu memikirkan diri sendiri dan berfikir “terserah kalian mau apa toh yang penting jangan menganggu saya”. Dan sekarang saya dihadapkan pada pertanyaan tersebut.
Berdasarkan yang saya ketahui tentang acara olimpiade FTSP, saya melihat dari segi publikasinya yang dari tahun ketahun tetap sama, spanduk dan sms. Mungkin ada baiknya auar atau atmosfer olimpiade ftsp tersebut diperkuat dengan poster poster atau umbul-umbul yang semarak ditiap jurusan, dengan begitu, acara olimpiade FTSP tidak hanya menjadi obrolan panitia dan partisipan saja, tapi juga menjadi pembicaraan hangat disetiap anggota keluarga ftsp dan kehadirannya benar benar ditunggu.
Tidak hanya itu saja, saya melihat (dari yang saya lihat) dari acara tersebut ramai hanya dari kalangan mahasiswa(warga) saja. Sampai-sampai saya berpikir “ apa memang kalau keluarga FTSP hanya terdiri dari
mahasiswa(warga)?” setahu saya keluarga FTSP adalah tiap tiap individu yang berada dalam lingkup dan wilayah FTSP, tidak peduli dia warga atau bukan, mahasiswa atau dosen, bahkan karyawan semuanya tergabung dalam satu ikatan, yaitu keluarga. Jadi, semuaya mendapatkan dan kesempatan yang sama. Apalagi jikakita melihat motto yang diusung mas Mirzanur Idris bersama BELM FTSP dulu, yaitu, Integralistik untuk berkontribusi.
Menurut saya, Integralistik dan kontribusi adalah hak yang tidak hanya dimilik i warga saja, tapi juga semua anggota “keluarga”. Tanpa memandang status warga atau bukan, maba atau senior, semuanya sama. Dan tujuan dari olimpiade tersebut adalah menyatukan langkah seluruh mahasiswa FTSP. Tidak dan bukan menyatukan langkah seluruh mahasiswa (yang warga) FTSP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar