5.10.2011

inovasi teknik sipil dalam bermasyarakat

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ilmu teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang berbicara tentang konstruksi bangunan. Ada pendapat lain yang mengatakan mengatakan bahwa ilmu teknik sipil/ Ilmu rekayasa bangunan adalah ilmu yang mempelajari tentang bangunan yang ada di permukaan tanah. Seperti Gedung, Jembatan, Jalan Raya, Bendungan, Dll. Disiplin ilmu teknik sipil merupakan salah satu cabang ilmu teknik yang paling tertua di muka bumi. Kenapa demikian?
Karena ilmu teknik sipil sangat erat dengan kebutuhan dimana infra struktur bangunan sangat mempengaruhi hubungan-hubungan produksi manusia dalam hidup bermasyarakat. Ini bisa kita lihat dari masa peradaban pertama di dunia, yaitu di Babilonia. Pada masa itu sudah ada bangunan-bangunan irigasi, jembatan, benteng, dll. Dan semua bangunan tersebut memiliki struktur yang cukup kompleks misalnya Taman Gantung, Piramida, dll. Hal ini juga bisa kita temukan di Indonesia seperti beberapa bangunan kuno masih ada sampai sekarang ini dan tidak kalah menariknya dengan yang ada di luar negeri yang juga memiliki struktur bangunan dukup kompleks seperti Candi Prambanan, Candi Borobudur dan masih banyak peninggalan yang lain. Hal tersebut merupakan indiklasi bahwa para nenek moyang manusia sudah menemukan metode konstruksi sejak puluhan abad yang lalu. Perkembangan ilmu teknik sipil berjalan seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia.
Indonesia merupakan salah satu Negara maritime di dunia, dan memiliki begitu banyak kekayaan alam yang melimpah-ruah. Sehingga mempengaruhi bangsa asing untuk datang berdagang sekaligus menajjah negeri kita yang tercinta ini. Sejak zaman kerajaan di nusantara, cara produksi masyarakat indoensia masih sangat tradisional, sehingga memberikan peluang kepada bangsa asing yang memiliki kemampuan teknik untuk mengelolah sumberdaya tersebut dengan metode dan cara modern ( dengan moda produksi industri ). Karena tidak mempunyai pendidikan yang cukup Akhirnya masayarakat kita tergantung dengan keahlian mereka dan dijajah oleh mereka. Ini yang kemudian yang menghambat perkembangan bangsa indoensia untuk bisa bersaing di dunia internasional. Selain itu, banyak sekali fenomena- fenomena social terjadi dimasyarakat dan tidak jarang dari fenomena tersebut berakhir dengan menyengsarakan masyarakat kita. Sebuah kenyataan tragis dari Negeri yang kaya Raya Namun melarat karena kemioskinan.
Pembangunan ekonomi di indentikan dengan pembangunan infrastruktur. Percepatan pembangunan fisik di indoensia pada masa itu sama sekali tidak menyentuh ranah-ranah kebutuhan masyarakat. Gejolak Reformasi 1998 dengan menumbangkan Suharto sebagai jawaban atas kegagalan orde baru sampai hari ini belum juga memperlihatkan hasil apapun. Dikonteks jasa konstruksinya (dalam hal ini bagian dari teknik sipil) Secara konseptual perubahan sudah terlihat, namun secara praktiknya belum juga ada perubahan karena para pelakunya masih menggunakan jurus-jurus orde baru. sehingga “apa yang di harapkan tidak seperti apa yang terjadi. Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia di tahun 2008 antara lain: runtuhnya bangunan-bangunan sekolah sehingga menghambat proses belajar mengajar, rusaknya jalan raya yang mengakibatkan terhambatnya jalur perekonomian darat, dan banjir di beberapa kota besar yang memakan banyak korban.
Ini semua adalah fenomena-fenomena sosial yang membutuhkan peranan orang teknik sipil. para praktisi di bidang konstruksi masih mengadopsi pola-pola lama. Hal ini juga tidak bisa kita pasrahkan kepada pemerintah maupun orang tata Negara untuk menciptakan sistem yang lebih baik. Tetapi lebih dari itu, kita sebagai orang teknik sipil sudah harus merefleksikan kembali dan mereposisikan ilmu rekayasa konstruksi dalam perubahan negara. Selain itu perlu kita pahami bahwa tidak ada bedanya orang sains dan orang-orang ilmu sosial dalam hidup bermasyarakat tapi yang membedakan keduanya adalah bagaimana kemudian memposisikan ilmu nya di tengah-tengah masyarakat. Sehingga dengan memposisikan diri sebagai makhluk sosial maka kita akan menemukan dimana sebenarnya peran kita masing-masing, dalam hal ini peran kita sebagai orang teknik sipil.
Dari sana kita bisa mengerti apa yang seharusnya kita kerjakan. kita sebagai para praktisi yang mewarisi ilmu teknik sipil seyogyanya menerapkan ilmu tersebut pada tempatnya. Survey membuktikan bahwa tingkat korupsi diindonesia menduduki posisi 5 besar di dunia dan yang paling menyedihkan lahan korupsi paling banyak bermuara di proyek-proyek konstruksi. Ini menjadi indikasi bahwa sebenarnya keterlibatan para praktisi di bidang jasa konstruksi mentalitasnya masih belum berubah. Pada umumnya para pelakunya sudah menyadari tindakan tersebut tapi mereka mengganggap ini sebuah budaya bangsa indonesia yang syarat dengan korupsi. Selain itu kepekaan terhadap situasi sosial sangat kecil, sehingga kita juga kurang mampu mengukur kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya. Tidak jarang perencanaan proyek hanya mengejar target-target tertentu dan mengejar keuntungan tanpa mempedulikan masyarakat. Ini bisa dillihat beberapa kasus seperti : Penggusuran PKL, Pembangunan-pembangunan real estate di areal-areal terlarang seperti dijakarta sehingga mengakibatkan banjir rutin yang selalu bermuara di pemukiman orang-orang pinggiran
Itulah beberapa kasus dari pendistorsian makna ilmu dan hilangnya idealisme ilmu. para praktisi hanya mementingkan keuntungan sendiri tanpa memperdulikan dampak kepada masyarakat lain. Setelah melihat problema masyarakat kita, yang jadi pertanyaan kemudian bukan pekerjaan apa yang hendak kita tekuni nanti, tapi yang menjadi pertanyaan sesungguhnya adalah apa yang harus kita lakukan dengan ilmu yang kita punya (ilmu teknik sipil)? Bagaimana cara melakukannya? Dan Dari mana kita harus memulainya?
lalu, Inovasi apa kita lakukan dengan ilmu yang kita punya ( Ilmu Teknik Sipil )?
menurut saya, inovasi tidak hanya dalam bentuk wujud yang bisa dilihat dengan mata atau diraba dengan tangan, tapi juga tentang apa yang kita perbuat dan lakukan. Dan melihat kejadian kejadian yang telah dituliskan sebelumnya, sebenarnya yang dibutuhkan rakyat dari teknik sipil adalah inovasi bagaimana seorang teknisi tidak hanya melihat untung dan rugi, atau menghitung efisien atau tidak efisien, tapi juga “menghitung” kondisi sosial atas apa yang akan kita bangun dan dirikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar