7.07.2012

Just Me, Myself & I

Kemarin kemarin hari ulang tahun saya dan juga hari ulang tahun orang orang yang kebetulan terlahir dengan tanggal yang sama, 3 juli. Sebenarnya tidak ada yang berbeda dari hari hari yang lain, terasa spesial dengan karunia dan kasih sayang yang masih diberikan tuhan untuk saya. Tapi di hari itu membuat saya sedikit mengambil waktu untuk berfikir dan kembali ke masa-masa yang sudah terlewati, dari jaman dulu masih ingusan sampai sudah kumisan, dari yang dulunya pakai seragam merah putih kedodoran sampai menjelang memakai toga kebesaran.
Ternyata saya sudah menginjak usia 21 tahun, tak terasa, begitu cepat.
Saya cucu pertama, anak pertama dari ayah yang menjadi anak sulung dari nenek saya. dengan takdir seperti itu, saya mendapat perlakuan yang bisa dibilang istimewa dari mamih ( panggilan nenek dari ayah ) dan mbah ( panggilan nenek dari ummi). Ya masa kecil yang bisa dibilang dimanja yang efeknya berimbas sampai sekarang. Manja, egois, mau menang sendiri.
Tak jarang sikap dan sifat saya membuat repot seisi rumah, ulah pertama yang masih saya ingat adalah mengamuk minta es cendol, ketika saya dan keluarga sedang perjalanan entah menuju kemana, saya melihat penjual es tersebut di tepi jalan, tapi saya waktu kecil tidak berani untuk meminta. Alhasil saya diam saja sampai pada puncak “ngidam” saya merengek minta es yang tadi saya lihat dijalan yang saya sendiri lupa dimana, akibatnya acara keluarga pun diganti dengan acara mencari es cendol, jenius!! Itu hanya contoh kecil dari beberapa efek manja saya masih ada cerita ngamuk gara gara minta dibelikan piano atau mengadu ayam ayam jago peliharaan, merampok isi toko ayah, atau mengadakan “pesta” mengundang teman teman sekolah untuk bersenang senang ketika orangtua pergi. Jenius..


Tapi terkadang sikap yang ditunjukkan keluarga tercenderung over protektif, orang tua yang Alhamdulillah masih kental dengan agama, apalagi ummi, melarang saya bermain kelereng, bayangkan kawan, just kelereng! Dan sampai sekarang saya masih belum bisa cara memainkannya kecuali melempar atau mengulumnya dalam mulut. Mamih lebih parah lagi, ketika tahu saya lebih tepatnya sepupu membeli gitar, beliau langsung membanting dan melinggis gitar tersebut, alasannya itu alat musik setan.
Saya masuk MI umur 5 tahun, jadi anak bawang. Waktu pertengahan catur wulan, saya pindah dari MI ke SD, dan itu membuat orang tua saya geleng geleng kepala, alasannya, saya tidak mau ke kelas 1,tapi langsung ke kelas 2. Karena dulu saya berfikir pindah sekolah adalah naik kelas. Jadi saya ga mau masuk kelas satu, orang tua hanya nurut, saya langsung naik kelas 2. Tapi orang tua dan sekolah punya politik sendiri, karena khawatir terlalu muda untuk lulus nantinya, saya kelas 2 tidak naik kelas, yang berarti dua tahun dikelas dua tapi tidak pernah duduk dibangku kelas 1 secara utuh.
Jaman seragam merah putih adalah jaman pertama saya jadi gaul, tapi saya sebagai anak pindahan tidak lepas dari yang namanya bully senior senior kelas dua sebenarnya. Dulu ada anak cewek satu kelas sebut saja embeng, cantik.. saya disuruh bilang I love you ke dia. Mereka mengancam akan membunuh saya kalo menolak, saya yang masih bodoh dan tolol hanya bisa pasrah mengikuti nasib, dan tiap hari selama satu tahun saya menjalaninya. Pada akhirnya pepatah “cinta datang karena terbiasa” pun benar, saya mulai tertarik, tapi dia ogah..
itu pertama kali saya ditolak. Kelas 2 eSDe.
Seperti kebanyakan anak kampung lainnya, mainan favorit sewaktu kecil adalah sepak bola, dan saya salah satu didalamnya. Sifat saya yang egois dan pengen menang sendiri pun terbawa dilapangan, pengen menang dan cuma bisa ngatur ngatur. Skill jangan ditanya, saya salah satu bek andalan di tim saya dulu. GRANAT (GeneRasi ANAk Talang) sebelumnya gabung di tim mr.joy tapi tidak pernah dimainkan.
Menjadi bek dengan sikap saya tersebut menjadikan saya tidak kenal ampun, lawan datang saya hajar, tekel atau jebred (ga tau bahasa halusnya apa). Begitupun ketika saya ikut menyerang, saya menendang sekuat tenaga sebisa saya. Tidak jarang kuku kaki terkelupas menendang batu, atau betis lebam akibat menghalau lawan. Orang tua saya yang tidak tahan melihatnya melarang saya untuk main sepak bola, sampai sekarang.
Dan dari situ, jika ditanya alat musik apa yang kamu bisa, jawabnya : kecrek!! Kalo olahraga? “renang, tapi paling ahli lari, itupun ga kenceng kenceng amat”.
Masa SMP saya baru mengenal kata cinta, dalam artian saya ditaksir cewek. Dua sekaligus!! Dan selanjutnya berdatangan satu satu, Hahaha. Terbalik dengan masa esde yang disisihkan. Tapi yang paling terkenang adalah dua ini.
Cewek pertama adalah rosalia, anak kelas 6 SD yang sebelahan dengan SMP saya, pada awalnya saya juga ga tau. Cuek bebek. tapi setiap saya lewat SD tersebut, anak anak cewek kelas 6 selalu ribut, ramai sendiri. Tau tau saya ditanyain salah satu temannya “kamu mau ga jadi pacarnya rosalia?” saya cuman bisa bengong dan jawab”iya”, dan dengan ini resmilah kita pacaran walaupun belum pernah ketemu sebelumnya. :D dan ketika naik kelas dan dia masuk SMP, saya baru tahu sosok rosalia seperti apa, gadis manis mempesona. Dan selama itu ketika jam istirahat saya mentraktir dia dengan ayam goreng dan teh botol ataupun fruitea. Menu favorit!!! jadi inget.
Hubungan saya dengan dia tidak berlangsung lama, karena sedikit salah paham yang berakibat fatal, tapi masa jomblo saya tidak lama karena sepupu saya tiba tiba nyampein titipan salam dari SMP sebelah, namanya m..lly rosalia, suatu kebetulan, nama belakangnya mirip. Dan hari berikutnya saya dikasih surat, dan sesimpel itu kita jadian.
Walaupun pada SMP saya jadian dua kali, sampai sekarang pun saya belum pernah menyentuh keduanya. Saya belum pernah bergandengan tangan dengan rosalia, dan sampai lulus SMP saya belum pernah berjabat tangan dengan m’lly rosalia.
Dan waktupun bergulir mengantarkan saya ke masa SMA, masa yang dibilang masa 4l4y, dan saya pun termasuk didalamnya, saya pertama kali mengenal dan melakukan yang namanya bolos untuk pertama kalinya disini, naik mobil angkutan umum disini, o iya, karena pertama kalinya, saya masih belum berani bilang “kiri/stop”. Hahaha… dan untuk pertama kalinya, saya mengenal ternyata cinta itu rumit. Dan untuk pertama kalinya pula saya menyadari bahwa kita akan menanggung beban tanggung jawab berbanding lurus dengan faktor usia kita, dan di masa SMA ini saya baru menentukan cita-cita saya sendiri.
SMA memang masa yang indah, banyak hal hal tentang hidup yang baru saya temukan di waktu itu, semuanya tidak lepas dari orang orang hebat yang selalu mendukung dan mendoakan saya. Thanks buat semuanya
Dan sekarang, saya sedang mengecap dan merasai bangku kuliah, dengan segalanya yang mulai kompleks, keluarga, diri sendiri, dan cinta.
Dulu saya merasa beruntung menjadi anak pertama yang selalu dibangga banggakan tapi sekarang iri dengan adek bungsu yang bergelayut dengan nyamannya dipangkuan ummi. Yang dulu dimanja dan semuanya dituruti, rewel, egois dan tidak mau kalah, sekarang malah jadi jadi curhatan ummi memikirkan keluarga dengan tetek bengek didalamnya serta mencoba mengalah bila adek adek rewel, tengil, ganjen, ngerepotin dan rakus itu meminta potongan kue yang lebih besar.
Terkadang ketika bercermin, sedikit kaget juga, bahwa saya yang sekarang adalah sosok yang asing bagi saya dimasalalu, kaget ternyata sudah sampai sejauh ini, dan waktu menyeret saya ke dalam hal yang lebih kompleks, lengkap dengan segala tempaan proses pendewaannya. tidak sekedar merubah gelar dari adek menjadi mas, tapi juga tentang tanggung jawab, dan tuntutan pola fikir serta tingkah laku yang dituntut harus berubah lebih dewasa seiring dengan umur kita.
Malam itu di pagi 3 juli, setelah mendapat telepon ucapan ulang tahun, Saya hanya menatap langit. Berharap bisa melihat rencana yang dibuat oleh semesta untuk saya kedepan. Dan sesaat ingin rasanya kembali ke masa lalu…


Jogjakarta
04:00 AM

3 komentar:

  1. hahaha kamu pinter nulis ya mas :D bagus lho

    BalasHapus
  2. btw selamat ulang tahun, maap telat :p

    BalasHapus
  3. oh udah ultah to, sori telat, selamat traktiraaaaannn :D

    BalasHapus