Kemarin
kemarin hari ulang tahun saya dan juga hari ulang tahun orang orang
yang kebetulan terlahir dengan tanggal yang sama, 3 juli. Sebenarnya
tidak ada yang berbeda dari hari hari yang lain, terasa spesial
dengan karunia dan kasih sayang yang masih diberikan tuhan untuk
saya. Tapi di hari itu membuat saya sedikit mengambil waktu untuk
berfikir dan kembali ke masa-masa yang sudah terlewati, dari jaman
dulu masih ingusan sampai sudah kumisan, dari yang dulunya pakai
seragam merah putih kedodoran sampai menjelang memakai toga
kebesaran.
Ternyata
saya sudah menginjak usia 21 tahun, tak terasa, begitu cepat.
Saya
cucu pertama, anak pertama dari ayah yang menjadi anak sulung dari
nenek saya. dengan takdir seperti itu, saya mendapat perlakuan yang
bisa dibilang istimewa dari mamih ( panggilan nenek dari ayah ) dan
mbah ( panggilan nenek dari ummi). Ya masa kecil yang bisa dibilang
dimanja yang efeknya berimbas sampai sekarang. Manja, egois, mau
menang sendiri.
Tak
jarang sikap dan sifat saya membuat repot seisi rumah, ulah pertama
yang masih saya ingat adalah mengamuk minta es cendol, ketika saya
dan keluarga sedang perjalanan entah menuju kemana, saya melihat
penjual es tersebut di tepi jalan, tapi saya waktu kecil tidak berani
untuk meminta. Alhasil saya diam saja sampai pada puncak “ngidam”
saya merengek minta es yang tadi saya lihat dijalan yang saya sendiri
lupa dimana, akibatnya acara keluarga pun diganti dengan acara
mencari es cendol, jenius!! Itu hanya contoh kecil dari beberapa efek
manja saya masih ada cerita ngamuk gara gara minta dibelikan piano
atau mengadu ayam ayam jago peliharaan, merampok isi toko ayah, atau
mengadakan “pesta” mengundang teman teman sekolah untuk bersenang
senang ketika orangtua pergi. Jenius..
Tapi
terkadang sikap yang ditunjukkan keluarga tercenderung over
protektif, orang tua yang Alhamdulillah masih kental dengan agama,
apalagi ummi, melarang saya bermain kelereng, bayangkan kawan, just
kelereng! Dan sampai sekarang saya masih belum bisa cara memainkannya
kecuali melempar atau mengulumnya dalam mulut. Mamih lebih parah
lagi, ketika tahu saya lebih tepatnya sepupu membeli gitar, beliau
langsung membanting dan melinggis gitar tersebut, alasannya itu alat
musik setan.
Saya
masuk MI umur 5 tahun, jadi anak bawang. Waktu pertengahan catur
wulan, saya pindah dari MI ke SD, dan itu membuat orang tua saya
geleng geleng kepala, alasannya, saya tidak mau ke kelas 1,tapi
langsung ke kelas 2. Karena dulu saya berfikir pindah sekolah adalah
naik kelas. Jadi saya ga mau masuk kelas satu, orang tua hanya nurut,
saya langsung naik kelas 2. Tapi orang tua dan sekolah punya politik
sendiri, karena khawatir terlalu muda untuk lulus nantinya, saya
kelas 2 tidak naik kelas, yang berarti dua tahun dikelas dua tapi
tidak pernah duduk dibangku kelas 1 secara utuh.
Jaman
seragam merah putih adalah jaman pertama saya jadi gaul, tapi saya
sebagai anak pindahan tidak lepas dari yang namanya bully senior
senior kelas dua sebenarnya. Dulu ada anak cewek satu kelas sebut
saja embeng, cantik.. saya disuruh bilang I love you ke dia. Mereka
mengancam akan membunuh saya kalo menolak, saya yang masih bodoh dan
tolol hanya bisa pasrah mengikuti nasib, dan tiap hari selama satu
tahun saya menjalaninya. Pada akhirnya pepatah “cinta datang karena
terbiasa” pun benar, saya mulai tertarik, tapi dia ogah..
itu pertama kali saya ditolak. Kelas 2 eSDe.
itu pertama kali saya ditolak. Kelas 2 eSDe.
Seperti
kebanyakan anak kampung lainnya, mainan favorit sewaktu kecil adalah
sepak bola, dan saya salah satu didalamnya. Sifat saya yang egois dan
pengen menang sendiri pun terbawa dilapangan, pengen menang dan cuma
bisa ngatur ngatur. Skill jangan ditanya, saya salah satu bek andalan
di tim saya dulu. GRANAT (GeneRasi ANAk Talang) sebelumnya gabung di
tim mr.joy tapi tidak pernah dimainkan.
Menjadi
bek dengan sikap saya tersebut menjadikan saya tidak kenal ampun,
lawan datang saya hajar, tekel atau jebred (ga tau bahasa halusnya
apa). Begitupun ketika saya ikut menyerang, saya menendang sekuat
tenaga sebisa saya. Tidak jarang kuku kaki terkelupas menendang batu,
atau betis lebam akibat menghalau lawan. Orang tua saya yang tidak
tahan melihatnya melarang saya untuk main sepak bola, sampai
sekarang.
Dan
dari situ, jika ditanya alat musik apa yang kamu bisa, jawabnya :
kecrek!! Kalo olahraga? “renang, tapi paling ahli lari, itupun ga
kenceng kenceng amat”.
Masa
SMP saya baru mengenal kata cinta, dalam artian saya ditaksir cewek.
Dua sekaligus!! Dan selanjutnya berdatangan satu satu, Hahaha.
Terbalik dengan masa esde yang disisihkan. Tapi yang paling terkenang
adalah dua ini.
Cewek
pertama adalah rosalia, anak kelas 6 SD yang sebelahan dengan SMP
saya, pada awalnya saya juga ga tau. Cuek bebek. tapi setiap saya
lewat SD tersebut, anak anak cewek kelas 6 selalu ribut, ramai
sendiri. Tau tau saya ditanyain salah satu temannya “kamu mau ga
jadi pacarnya rosalia?” saya cuman bisa bengong dan jawab”iya”,
dan dengan ini resmilah kita pacaran walaupun belum pernah ketemu
sebelumnya. :D dan ketika naik kelas dan dia masuk SMP, saya baru
tahu sosok rosalia seperti apa, gadis manis mempesona. Dan
selama itu ketika jam istirahat saya mentraktir dia dengan ayam
goreng dan teh botol ataupun fruitea. Menu favorit!!! jadi inget.
Hubungan
saya dengan dia tidak berlangsung lama, karena sedikit salah paham
yang berakibat fatal, tapi masa jomblo saya tidak lama karena sepupu
saya tiba tiba nyampein titipan salam dari SMP sebelah, namanya
m..lly rosalia, suatu kebetulan, nama belakangnya mirip. Dan hari
berikutnya saya dikasih surat, dan sesimpel itu kita jadian.
Walaupun
pada SMP saya jadian dua kali, sampai sekarang pun saya belum pernah
menyentuh keduanya. Saya belum pernah bergandengan tangan dengan
rosalia, dan sampai lulus SMP saya belum pernah berjabat tangan
dengan m’lly rosalia.
Dan
waktupun bergulir mengantarkan saya ke masa SMA, masa yang dibilang
masa 4l4y, dan saya pun termasuk didalamnya, saya pertama kali
mengenal dan melakukan yang namanya bolos untuk pertama kalinya
disini, naik mobil angkutan umum disini, o iya, karena pertama
kalinya, saya masih belum berani bilang “kiri/stop”. Hahaha…
dan untuk pertama kalinya, saya mengenal ternyata cinta itu rumit.
Dan untuk pertama kalinya pula saya menyadari bahwa kita akan
menanggung beban tanggung jawab berbanding lurus dengan faktor usia
kita, dan di masa SMA ini saya baru menentukan cita-cita saya
sendiri.
SMA
memang masa yang indah, banyak hal hal tentang hidup yang baru saya
temukan di waktu itu, semuanya tidak lepas dari orang orang hebat
yang selalu mendukung dan mendoakan saya. Thanks buat semuanya
Dan
sekarang, saya sedang mengecap dan merasai bangku kuliah, dengan
segalanya yang mulai kompleks, keluarga, diri sendiri, dan cinta.
Dulu
saya merasa beruntung menjadi anak pertama yang selalu dibangga
banggakan tapi sekarang iri dengan adek bungsu yang bergelayut dengan
nyamannya dipangkuan ummi. Yang dulu dimanja dan semuanya dituruti,
rewel, egois dan tidak mau kalah, sekarang malah jadi jadi curhatan
ummi memikirkan keluarga dengan tetek bengek didalamnya serta mencoba
mengalah bila adek adek rewel, tengil, ganjen, ngerepotin dan rakus
itu meminta potongan kue yang lebih besar.
Terkadang
ketika bercermin, sedikit kaget juga, bahwa saya yang sekarang
adalah sosok yang asing bagi saya dimasalalu, kaget ternyata sudah
sampai sejauh ini, dan waktu menyeret saya ke dalam hal yang lebih
kompleks, lengkap dengan segala tempaan proses pendewaannya. tidak
sekedar merubah gelar dari adek menjadi mas, tapi juga tentang
tanggung jawab, dan tuntutan pola fikir serta tingkah laku yang
dituntut harus berubah lebih dewasa seiring dengan umur kita.
Malam
itu di pagi 3 juli, setelah mendapat telepon ucapan ulang tahun, Saya
hanya menatap langit. Berharap bisa melihat rencana yang dibuat oleh
semesta untuk saya kedepan. Dan sesaat ingin rasanya kembali ke masa
lalu…
Jogjakarta
04:00
AM
hahaha kamu pinter nulis ya mas :D bagus lho
BalasHapusbtw selamat ulang tahun, maap telat :p
BalasHapusoh udah ultah to, sori telat, selamat traktiraaaaannn :D
BalasHapus